Mengapa sulit khusyuk dalam salat? (3)

Dimas Cokro Pamungkas
Assalamu alaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuh.

Mengapa sulit khusyuk dalam salat? Karena 'hubbub dunya', sangat mencintai dunia. "The money is the first and the final of life, no money no happy," sehingga hati pikirannya selalu dipenuhi oleh segala sesuatu yang bersifat duniawi, duit, dolar, makan minum, keluarga, target-target bisnis, masalah-masalah, berhayal, dan sebagainya.

Itulah yang diingat-ingat dalam salat, sampai apa yang disebut oleh Rasulullah, "Hatta yansa kam rokatan laka," sampai dia lupa sudah berapa rakaat dia sudah salat. Maka tidak heran saat salat yang semestinya hati pikirannya fokus dalam salat, malah ingat dunia.

Sahabatku, simaklah Kalam Allah surah Al Maa'uun ayat 4 dan 5 ini,

"Celakalah orang-orang yang mengerjakan salat yang hati pikirannya lalai kepada Allah."

Lalai hatinya karena dunia. "Ball tu'tsiruunal hayaatad dunya," (QS 87: 16).

Karena itu, sadarilah hidup kita tidak lama di dunia yang fana ini. Salatlah seakan salat terakhir hidup. Simaklah sabda Rasulullah, "Bila engkau melakukan salat, maka salatlah kamu, seperti orang yang akan meninggalkan alam fana," (HR Ibnu Majah dan Imam Ahmad).

Mengapa sulit khusyuk dalam salat?

Karena makan minum yang haram, baik secara zat (lizaatihi) seperti anjing, babi, alkohol, narkoba dan sebagainya, atau cara mencarinya dengan cara haram (linailihi), walaupun halal zatnya seperti makan tempe tahu halal tetapi karena cara mencarinya dengan berdusta, menipu, sumpah palsu, terima sogokan, korupsi dan sebagainya, maka tetap haram.

Seakan dia makan tempe tahu, tetapi sebenarnya dia makan anjing dan babi. Itulah yang disebut, "Rijsun min amalisy syaithon."

Najis karena amalnya, atau 'roddudzdzakaat' karena menolak zakat, maka hartanya bercampur dengan hak fakir miskin, kotorlah hartanya. Semuanya menjadi hijab hati dan hijab hubungan kepada Allah. Walhasil, sholatnya pun tidak diterima. Allah 'subbuuhun', Maha Suci hanya menerima yang suci.

Ingat komentar Rasul pada orang yang menangis tatkala berdoa, "Hampir saja aku mengira doanya diijabah Allah, namun Jibril memberitahuku bahwa orang itu suka menipu. Lantas bagaimana Allah menjawab si penipu, pakaian dan makanannya dari hasil menzholimi orang lain?"

Sadarilah, saat salat kita berhadapan dengan zat yang Maha Suci.