Derajat keimanan manusia ditentukan melalui ujian hidup

Dimas Cokro Pamungkas
Assalamu alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.

Sahabatku, "Antum kaifa musykilatukum", nilaimu berdasarkan tantanganmu. Semakin hebat godaan, semakin kuat gelora nafsu dan semakin banyak kesempatan untuk maksiat. Namun tidak tergoda karena kekuatan takwa kita kepada Allah, sungguh semakin besar dan mulia kedudukan kita di mata Allah.

"Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan, 'Kami telah beriman', padahal mereka belum diuji." (QS Al Ankabut 2).

Ada kesempatan berzina, korupsi, menipu, dan sebagainya, tetapi kesempatan tidak dilakukan karena takut kepada Allah dan takut pada Hari Pembalasan, maka Allah berikan hadiah surga untuknya (QS An Naziat 41).

Rasulullah sudah menyampaikan peringatan bahwa, "Jalan ke surga banyak hal yang nafsumu tidak menyukainya, sementara jalan ke neraka sangat disukai nafsumu." (HR Muslim).

Sabar, ya sahabatku, Kan hidup ini tidak lama, sebentar lagi juga kita wafat, dan sungguh itulah kemenangan bagi hamba yang serius taat.

Sahabatku yakin akan mati? Yakin hati dan perbuatan sahabatku ditatap Allah? Yakin segala amal baik buruk pasti dibalas? Yakin semua kejadian, Allah putuskan dengan rahmatNya? Yakin bahwa kewajiban adalah berikhtiar, berdoa yang akhirnya Allah jua yang menentukan?

Kalau sahabatku benar-benar yakin dengan semua ini, lalu sungguh-sungguh bertakwa, maka sahabatkulah hamba Allah yang paling berbahagia di muka bumi ini ( QS Yunus: 62-64). Subhanallah.